Aku
bukanlah perempuan yang akan mengatakan “ya” saat diberi opsi untuk menjalin
hubungan jarak jauh. Namun denganmu, aku benar-benar mempertimbangkannya.
Merubuhkan tembokku sendiri, memberanikan diri untuk mengambil keputusan yang
bagiku cukup sulit. Ucapanmu saat itu membuatku yakin, bahwa mungkin ini opsi
yang harus kupilih. Asal bersamamu, pikirku.
Hubungan
yang kini kujalani bersamamu merupakan sebuah pembelajaran bagiku tentang
bagaimana mendewasakan diri. Tentang bagaimana pentingnya saling percaya dan
menjaga komunikasi. Tentang bagaimana pentingnya membiarkanmu menyelesaikan kesibukanmu,
melakukan aktivitasmu, hingga mengijinkanmu tetap bermain bersama
teman-temanmu. Aku sungguh berterima kasih kepada sosokmu yang sabar
membentukku menjadi lebih baik. Yang tak meninggalkan walau berulang kali aku
melakukan kesalahan. Tanganmu masih tetap bisa kuraih, dan langkahmu tak
sedikitpun mendahuluiku. Kamu membuatku begitu mencintaimu dengan tutur katamu,
dengan dirimu yang siaga menjagaku, dengan rasa pedulimu terhadapku, dengan
usahamu meredam amarahku, dengan caramu meyakinkanku mengenai suatu hal. Aku
mencintaimu yang bangga terhadapku setelah aku berhasil mencapai targetku. Dan
dukunganmu tak ada hentinya mendorong tubuhku maju, membuatku percaya bahwa aku
bisa menyelesaikan yang sulit sekalipun. Sebagai manusia, kekurangan di antara
kelebihanmu menyempurnakanmu. Candu dalam mencintai kelebihanmu tak sedikit pun
berbeda dengan mencintai kekuranganmu. Tanpa perlu menjadi pribadi lain, dirimu
mampu membuatku jatuh hati berkali-kali.
Sedang
apa kamu di sana? Aku harap tak ada sedikitpun rasamu yang memudar terhadapku.
Mari terus berjuang memangkas jarak yang memisahkan tempat kita berdiri.
Tetaplah percaya dan terus memperbaiki diri. Tetaplah saling menggenggam untuk
saling menguatkan. Nanti, akan ada saatnya kita bersama setiap waktu, melakukan
banyak hal yang kita suka bersama. Tiap malam menikmati rawon pun bisa kalau
kamu tidak bosan, lalu berkeliling kota sambil mengomentari orang-orang di
sekeliling kita. Kamu juga bisa membawaku ke tempat yang belum pernah kukunjungi
sebelumnya. Biar terik atau harus berangkat sebelum fajar tiba pun tak apa. Di
kotaku, akan kutunjukkan piramida terbalik. Di kotamu, aku ingin memakan nasi
krawu dan otak-otak bandeng sepuasku. Lalu bila kita bertengkar, aku harap kita
tak saling memunggungi. Aku harap kau tetap sudi menatapku, semarah apapun kamu
kepadaku. Dan aku pun dapat memastikan bahwa aku akan tetap menundukkan
kepalaku.
Terkadang
jarak memang menyebalkan karena sesekali membuat kita asing, namun jarak adalah
pencipta rindu terbaik yang pernah kutahu. Dan aku percaya, rindu membuatku
menghargai arti sebuah pertemuan, bersabar menanti dirimu di samping pintu
kereta atau di depan pintu bandara. Di waktu tertentu, sepasang matamu menjadi
satu-satunya yang ingin kulihat lebih dekat. Tawamu menjadi sesuatu yang kucari
dan ingin kudengar. Beberapa kali aku tak kuasa menahan lengkung senyum di
bibirku ketika mengingat hal-hal manis yang kamu lakukan. Beberapa kali juga
aku menangis, mengharapkan kehadiranmu secepatnya untuk mengatakan semua akan
baik-baik saja sambil mengusap lembut punggungku. Namun ketahuilah, segala hal
tentangmu membantu menguatkanku.
Akan
selalu ada orang-orang yang lebih baik dari dirimu. Namun denganmu aku sudah merasa
cukup. Entah bagaimana kamu bisa membuatku menjadi perempuan paling bahagia dan
beruntung. Aku pun merasa bahwa banyak perempuan di luar sana yang ingin memiliki
pasangan seperti dirimu andai mereka tahu sebaik apa dirimu. Kamu adalah hadiah
terindah yang Tuhan berikan untukku hingga aku tak mau menukarmu dengan apapun.
Sayangku, ketahuilah bahwa bertemu denganmu adalah suatu hal yang benar-benar
kusyukuri, dan terus bersamamu adalah hal yang benar-benar tak pernah lelah
kuamini.
Comments
Post a Comment