Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2013

Puisi

Saat hujan itu, aku mendongakkan kepalaku ke atas Percikan airnya masuk ke dalam lubang hidungku Sakit, memang Tapi tak sesakit dahulu Ketika kau dan aku masih bersatu Namun terpisah oleh jarak dan waktu Kemarau tiba Ketika seluruh raga gersang Kering kerontang Mata air kini banyak dicari Layaknya kamu Yang menghadiri tiap pucuk-pucuk sepi Kalau pelangi itu adalah kamu, maka yang berkata itu berdusta Pelangi indahnya lekas pudar, sedang kamu tidak Kalau aroma kopi itu adalah kamu, maka yang berkata itu penipu Sebab kamu tak hanya sesaat kusesap, kamu lebih dari sekedar kupeluk; kumiliki Kalau pujangga berbasa-basi tentang cinta, maka mereka itu bergurau Bagaimana bisa segalanya kau diberitakan sebagai pemberi kehampaan? Kalau ada yang berucap akulah selama-lamanya milikmu, tak sekalipun ia benar Sebab aku akan pergi, tinggal alunan rindu yang terdengar